Facebook Badge

Jumat, 02 Agustus 2013

Blacktrail, The Next Adventure - Destinasi Goa Gunung Kidul

Eksplorasi Kedalaman GOA GUNUNG KIDUL

  1. Perbukitan Karst
  2. Lapisan Karang yang terbentuk lewat proses jutaan tahun
  3. Ekosistem Berusia jutaan tahun dengan tanaman yang belum teridentifikasi
Gunung Kidul bagian selatan menyajikan petualangan mendebarkan melalui kawasan Perbukitan Karst, bagian dari Pegunungan Karst Gunung Sewu yang membujur di Selatan Jawa. Pepohonan yang rimbun di Luweng Jomblang, pintu awal perjalanan Blacktrailers menuju dunia bawah tanah ini, menyambut kembali dengan udara yang menyegarkan. Luweng Jomblang-yang terhubung dengan Luweng Grubug-adalah sebuah area berdiameter 40 meter yang jutaan tahun lalu ada di permukaan tanah lalu amblas sekitar 60 meter ke bawah, membawa serta semua biota yang ada didalamnya. Di hutan ini waktu bagai terhenti. Ekosistem dasar Luweng mirip jutaan tahun yang lalu menyisakan tanaman yang menurut peneliti masih dalam proses identifikasi, karena tak lagi ditemukan di seluruh kawasan Karst Gunung Sewu.
Di awal penelusuran, menuruni lubang raksasa ini memang butuh kewaspadaan dan teknik tersendiri. Untuk kembali ke atas lalgi-lalgi kita wajib menggunakan bantuan tali untuk naik sekitar 25 meter atau sekitar 6 lantai gedung bertingkat. Selain menggunakan teknik SRT atau Single Rope Technique-naik menggunakan alat bantu namun tenaga sendiri-teknik lain yang bisa dilakukan adalah teknik hauling dan lowering. Dalam teknik ini, pengunjung gua menggunakan peralatan pengaman, kemudian duduk manis saat diturunkan atau dinaikkan dengan bantuan tenaga orang lain. Ibarat mengerek ember dari dasar sumur dengan mekanisme khusus.
Periode kontes: 1 Agustus - 30 September 2013
Proses penjurian dan Wawancara: 1 - 20 Oktober 2013
Pengumuman finalis: 21 Oktober 2013
Aktivitas: 25 – 29 Oktober 2013


Jadwal Kegiatan Destinasi Gunung Kidul

  • Day 1
  • Peserta berkumpul di Terminal 2F bandara Soekarno Hatta, dan langsung menuju Jogjakarta. Setiba di Bandara Adi Sutjipto peserta akan diajak Sarapan Pecel Wader. Perjalanan dilanjutkan menuju Wonosari.  Tiba Goa Pindul untuk Makan siang. Peserta mengikuti Cave Tubing Goa Pindul dan juga Mini Rafting Sungai Oyo. Ditutup dengan bermalam di Resor Jomblang.
  • Day 2
  • Kegiatan dimulai dengan Trekking sekitar Gua Jomblang dilanjutkan sarapan pagi. Peserta lalu akan Caving di Goa Jomblang dan Makan siang di dalam Goa. Setelah istirahat sebentar, peserta akan diajak untuk Tubing di Kalisuci. Setelah itu langsung menuju Dusun Blimbing dan ditutup dengan makan malam dan istirahat.
  • Day 3
  • Setelah sarapan, peserta akan Caving di Goa Cokro dan juga Caving di Goa Gremeng. Selepas makan siang peserta kembali ke Jogjakarta.
  • Day 4
  • Setelah check out dari Hotel peserta diajak makan siang Gudeg Yu Djum, lalu menuju Bandara Adi Sutjipto untuk kembali ke Jakarta.

Foto oleh : National Geographic Indonesia


Jumat, 19 Juli 2013

Jadwal Kegiatan Destinasi Pulau Weh #Blacktrail

  • Day 1
  • Pagi hari Pemenang berkumpul di Bandara Internasional Soekarno Hatta menaiki Flight menuju Banda Aceh. Tiba di Banda Aceh, Pemenang langsung makan siang Gulai Tunjang lalu dilanjutkan menyeberang ke Pulau Weh menggunakan Kapal Cepat. Tiba di Pelabuhan Balohan, Sabang langsung menuju penginapan di Pulau Weh. Tiba di penginapan untuk makan malam & Istirahat.
  • Day 2
  • Peserta bersiap menuju Pantai Sumur Tiga dan menyaksikan matahari terbit di Pantai Sumur Tiga. Dilanjutkan dengan sarapan pagi di Kota Sabang dan perjalanan laut ke Pulau Breueh dan treking menuju Mercusuar Williams Torren. (Mercusuar ini merupakan peninggalan abad awal 19 yang dijadikan penduan untuk kapal yang akan berlabuh di Sabang). Lalu Pemenang akan diajak eksplorasi Kota Sabang dan kawasan Kota Sabang.
  • Day 3
  • Peserta akan eksplorasi alam bawah laut Pulau Weh, bagi peserta yang tidak diving bisa melakukan snorkeling dan berkeliling di Pulau Rubiah. Lalu dilanjutkan dengan perjalanan menuju Tugu 0 Kilometer, di Pulau Weh. Menyaksikan matahari tenggelam di Kilometer 0.
  • Day 4 & 5
  • Hari Kedua Diving, peserta diajak untuk eksplorasi alam bawah laut lagi di Pulau Weh, bagi peserta yang tidak diving bisa melakukan snorkeling. Selepas makan siang lalu dilanjutkan menuju Pelabohan Balohan, lalu menyebrang kembali ke Banda Aceh. Keesokan harinya peserta bersiap menuju Bandara Sultan Iskandar Muda dan melajutkan perjalanan ke Jakarta.

Tertarik gabung?
Daftar disini


Dan gabung menjadi petualang Blacktrail The Next Adventure
Selami Keindahan PULAU WEH
  1. Wilayah Paling Barat Indonesia
  2. Kedamaian Lembayung Senja di Titik Nol Nusantara
  3. Habitat asli scorpion fish
Di Pulau Weh, pulau yang membentang sepanjang 15 KM di ujung utara Sumatera, wilayah paling barat Indonesia, dimana para Blacktrailers bisa menikmati kedamaian lembayung senja yang menggores cakrawala di titik nol Nusantara. Empat pulau kecil yang mengelilingi Pulau Weh: Klah, Rubiah, Seulako, Rondo. Pulau Rubiah terkenal sebagai tapak selam untuk menikmati terumbu karang.
Kekayaan hayati perairan Weh cukup tinggi, arus laut menantang dengan titik penyelaman beragam. Kecantikan terumbu karang masih belum terjamah dengan bentang alam bawah laut bervariasi: pasir, ceruk-ceruk batuan vulkanik, kawah bawah laut.
Foto by NGI

Selasa, 28 Mei 2013

[Resensi Buku] Flashpacking to London - Deedee Caniago



Flashpacking to London

Traveling Gaya Koper Otak Ransel



Penulis : Deedee Caniago

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, 2013



Akhirnya, buku ke-3 Deedee Caniago terbit juga. Setelah sukses dengan 2 buku sebelumnya yaitu Flashpacking to Australia dan Flashpacking Keliling Indonesia.

Kali ini Deedee menerbitkan buku yang ketiga yang menurut dia sempat tertunda karena didera kesibukan (mungkin) yaitu Flashpacking to London.

Tetap dengan gaya jalan-jalan Deedee. Flashpacking, ya sebuah istilah untuk menggambarkan gaya traveling atau jalan-jalan dengan gaya koper otak ransel.

London. Ibukota Inggris dengan penduduk berjumlah sekitar 7,4 juta jiwa di pusat kota dan jumlah termasuk penduduk di daerah pinggiran totalnya menjadi 7.825.200 jiwa. Demikian informasi yang saya dapatkan dari buku ini di halaman ke 4.

Menurut Deedee, yang membuat dia tergoda dan memutuskan berangkat ke London adalah beberapa lokasi wisata berkelas World Heritage, antara lain Menara London, Istana Westminster, dan Gereja St.Margaret. Selain itu, tempat-tempat terkenal lain seperti Istana Buckingham, London Eye, Piccadilly Circus, Katredral St.Paul, Tower Bridge, Trafalgar Square dan Stadion Wembley.

Banyak ya rupanya, dan salah satu alasan pendukungnya adalah karena ada promo tiket dari AirAsia.

Buku ini menuliskan sangat detail dari awal mengenai rencana traveling ke London. Dari mulai menentukan tanggal keberangkatan, penginapan, meeting untuk membuat itinerary selama di London dan Belgia.

Ya, Belgia. Rupanya Deedee selain ke London dia juga mengunjungi negara Belgia. Dan dalam buku ini juga dibuat tips asyik traveling ke Belgia sebagai isi tambahan. Menarik!

Tentu saja apalagi ada kejadian lucu dan unik bagaimana perjalanan Deedee naik kereta menuju Belgia.

Buku setebal 243 halaman ini dibagi menjadi cerita per hari selama 12 hari per bab, ditambah Introduction dan Travel Management.

Rencana detail pun disajikan dengan teliti dan apik. Bagaimana menentukan transportasi disana, cara mengurus visa Ingris dan Schengen dan juga Deedee memberikan daftar barang yang dia bawa.

Lucu dan menarik, bagaimana dia mengisahkan persiapan keberangkatan dia. Terasa kita ikut dalam emosi dan keriuhan persiapan keberangkatan traveling dia lewat penulisan dan pemilihan kata-kata yang ringan dan menarik.

Termasuk saat dia berburu sepatu boot dan saat packing termasuk membuat saya terperangah.

Di Bab ke 4 yang merupakan hari ke 4 perjalanan dia di tanggal 14 Mei 2010 disajikan dengan judul Oh Yeah, I’m in London, Baby!!!

Saya seperti ikut senang dan terharu, bagaimana dia akhirnya bisa menginjakkan kaki disana 

Cerita berlanjut dengan sekian kegiatan dia yang tentu saja ditambahkan cerita lucu dan tips penting tentang tujuan wisata, transportasi dan cerita mengenai tempat wisata yang dia kunjungi.

Komplit!

Termasuk juga cerita dengan kawan seperjalanan dia dan teman yang dia temui selama di London.

Oiya, dia berangkat dari Jakarta dengan 2 teman cewek dan 1 cowok. Di buku ini diceritakan juga bagaimana dia bersama mereka termasuk cerita unik dan lucunya.

Salah satunya saat mereka menonton pertunjukan Phantom of the Opera. Gokil!

Setiap hari detail ceritanya, ditambahkan noted, tips dan juga lesson learned. Jadinya selain kita mengikuti kisah perjalanan Deedee selama di London kita pun jadi langsung tahu tips dan informasi tambahan mengenai perjalanan dan wisatanya itu.

Di Bab ke 7 di hari ke 7 perjalanan, dia mengunjungi Belgia dengan naik kereta api, disini banyak informasi penting terkait perjalanan darat dari Inggris menuju Belgia. Nice info Deedee..

Eits,.. siap-siap dengan cerita seru tentang perjalanan dia di kereta ini ya. Hahaha

Di Belgia dia bertemu dengan kawannya.

Dan jangan khawatir di bab ini Deedee memberikan detail cerita perjalanan dia selama di Belgia dan informasi spot-spot yang menarik disana.


Cerita yang menarik inipun didukung dengan ditampilkannya banyak sekali foto-foto menarik, yang tentu saja membuat iri saya.


Dan akhirnya di Bab ke 11 di hari ke 11 perjalanan dia menutup perjalanannya dengan cerita dia harus kembali ke tanah air Indonesia dari London dan sampai di Jakarta di hari ke 12 di 22 Mei 2010.

Buku ini disajikan dengan tata bahasa yang ringan, gaul dan asyik. Membuat saya pun rinagn membacanya dan mengikuti cerita tulisan Deedee dengan begitu santai.

Saya seperti ikut terbawa dalam alur kisah dia, seperti diajak langsung jalan-jalan ke London dan Belgia.

Gaya tulisan kocak dia lewat pengalaman lucu dan menegangkan disajikan dengan detail juga.


Cerita jalan-jalan ini juga memberikan informasi tempat wisata, tips dan transportasi membuat buku ini tak hanya memberikan cerita jalan-jalan pribadi Deedee tapi juga buku tentang tips dan trik berwisata.

Disajikan tetap dengan gaya Deedee, Flashpacking.

Ya, gaya koper otak ransel. Bagaimana mengatur manajemen traveling yang tepat, mengatur keuangan, detail jadwal perjalanan, akomodasi dan transportasi disajikan cukup lengkap disini.


Buku ini layak dibaca dan dimiliki oleh semua orang yang suka cerita lucu dan menarik terutama tentang traveling.

Selain mendapat cerita berharga tentang London, informasi dan referensi tentang London dan Belgia serta tips manajemen traveling menjadi pelengkapnya.



Sukses membuat saya iri dan berpikir keras untuk ke London dengan segera. Amin…..




Kamis, 25 April 2013

Pelayanan yang buruk dan mengecewakan dari Malindo Air

Ini pertama kali dan mungkin terakhir kalinya saya menggunakan layanan maskapai Malindo Air dari Lion Group.




Saya telah melakukan reservasi dan mendapatkan tiket penerbangan dengan Malindo Air dengan kode booking GWUXRA dengan rute Kuala Lumpur-Kuching PP

Sesuai jadwal, penerbangan Kuala Lumpur ke Kuching adalah tanggal 21 April 2013 dengan OD 1602 jadwal jam 06.40.

Tetapi ternyata penerbangan itu dicancel dan penumpang digabung dengan penerbangan setelahnya di OD1608 jam 11.25.

Jadi terdapat perubahan yaitu mundur dari jadwal 4 jam 45 menit.

Dan hanya diberi option pindah jam lain atau refund.

Karena harga maskapai lain sudah mahal tentu saja saya tidak mungkin beli maskapai lain, dan terpaksa harus ikut ke penerbangan jam 11.25 tanpa ada kompensasi yang lain.

Terpaksa saya membatalkan kegiatan saya di Kuching di hari Minggu pagi.

Sebagai informasi saya dari Jakarta dan terbang dengan maskapai lain yang sampai di Kuala Lumpur hari Sabtu, 20 April 2013 malam hari.



Jadwal kembali dari Kuching ke Kuala Lumpur sesuai tiket saya adalah tanggal 22 April hari Senin dengan OD1607 jadwal jam 13.50.

Tetapi saat saya sudah sampai Bandara Kuching, ternyata terdapat delay sampai jam 16.25 dan sampai di Kuala Lumpur adalah jam 18.25

Padahal saya mempunyai jadwal pesawat dari Kuala Lumpur ke Jakarta adalah jam 18.55.

Tidak ada pemberitahuan sebelumnya, dan tidak ada kompensasi apapun dari pihak Malindo Air, meskipun itu makanan atau snack dan minuman.



Saya sudah berbicara dengan petugas di kantor Malindo Air di Bandara Kuching, akan tiket penerbangan saya ini, dan pihak Malindo Air lepas tangan dan tidak mau tahu akan hal ini.

Akibatnya saya tertinggal penerbangan lanjutan saya ke Jakarta, dan saya harus merogoh dompet sendiri untuk membeli tiket kembali ke Jakarta dari Kuala Lumpur saat itu juga.



Sangat disayangkan sekali layanan dan kualitas Malindo Air dari Lion Group ini.

Saya merasa sangat dirugikan oleh delay dan perubahan jadwal penerbangan yang mendadak ini.

Tanpa ada kompensasi apapun dari pihak Malindo Air.

Mending dipikir dulu sebelum membuka sebuah maskapai mengenai service yang diberikan kepada konsumen.

Semoga bisa menjadi pelajaran bagi semua sebelum memilih maskapai.



Sebagai tambahan informasi, sebelumnya saat melakukan pembelian online melalui website Malindo Air, saya mengalami double charge di kartu kredit, dan sampai sekarang proses refund atas double charge itu belum juga selesai.



Bagi saya pribadi saya sudah tidak mau menggunakan maskapai ini lagi, masih banyak maskapai yang memberikan harga dan layanan dan berkualitas.



Terima kasih

Senin, 15 April 2013

Pelayanan Prebook Meal dan Pramugari Citilink yang mengecewakan




Saya adalah penumpang Citilink dengan nomer penerbangan QG832 dari Jakarta ke Medan, tanggal 13 April 2013.

Dikarenakan jadwal pesawat saya adalah jam 6.55 WIB beberapa hari sebelumnya saya melakukan prebook meal di website sebagai menu sarapan pagi saya di pesawat. Dengan menu pilihan saya adalah Nasi Goreng Jaen.

Di website Citilink juga terlihat jelas gambar beberapa menu pilihan yang tersedia.



Di penerbangan itu saya duduk di seat 26A dan sebelah saya 26 B dan 26 C kosong tidak ada penumpang.

Pada saat di atas pesawat dan waktunya awak kabin membagikan prebook meal, saya adalah orang terakhir yang dibagi, karena kursi saya lebih belakang. Dan di depan saya ada sekitar 5 orang yang juga memesan prebook meal.



Ada 3 pramugari yang menghampiri kursi saya, 1 pramugari memegang tray makanan dan yang satu lagi menanyakan apakah saya memesan prebook meal nasi goreng? Saya jawab iya, sambil saya menyerahkan boarding pass saya untuk dikroscek kode SSRnya. Setelah itu satu pramugari lain menaruh makanan dan sendok di meja 26C dan 3 pramugari buru-buru pergi setelah menyerahkan kembali boarding pass saya.



Setelah saya lihat di meja 26C, box meal saya tidak tertutup rapi keliahatn seperti sudah dibuka sebelumnya dan berusaha dirapikan kembali. Dan begitu saya lihat box mealnya terdapat stiker dengan tulisan “Child Meal” saya langsung curiga.

Saat pramugari lewat di sebelah saya saya tanyakan. “Mbak, saya pesan Nasi Goreng bukan Child Meal”

Pramugari Citilink menjawab “Ini Nasi Goreng Pak, bapak pesan Nasi Goreng kan?”

Saya “Kok ini ada tulisan Child Meal?”

Pramugari “Buka dulu pak itu isinya nasi goreng” jawab pramugari dengan sangat terkesan tidak ramah.

Setelah saya buka di hadapan pramugarinya, isinya adalah benar Child Meal yaitu nasi butter, chicken nugget, dan potongan brokoli+wortel.

Saya “Ini Child Meal mbak, saya tidak pesan ini”

Pramugari “Ini nasi goreng pak sesuai dengan pesanan bapak” jawab pramugari tidak mau kalah.

Langsung saya ambil tiket saya, disitu tertulis tambahan pemesanan yaitu Nasi Goreng Jaen. Dan saya ambil buku menu di kantung kursi disana terdapat foto menu makanannya. Terpampang nyata perbedaan gambar Nasi Goreng Jaen dan Child Meal. Dan makanan di depan saya sama persis dengan menu Child Meal.

Langsung pramugari satunya lagi mengambil makanan tadi yang masih belum ditutup ke bagian depan pesawat. Ingat, makanan masih belum ditutup alias masih dalam keadaan terbuka.

Di bagian depan pesawat, terlihat pramugari tadi berdiskusi dengan pramugari yang lain.

Saya menunggu sekitar 5 menit hanya urusan ini, dan pramugari tadi kembali ke saya dengan menjawab “Pak, ini nasi goreng yang kita terima dari petugas catering” sambil pramugari itu meletakkan makanan di meja seat 26C.

Saya “Mbak, saya tidak pesan makanan Child Meal, tolong diambil makanan itu”

Pramugari “maaf pak, ini pesanan bapak” jawab pramugari Citilink

Saya langsung ambil kamera saya, dan saya foto makanan tadi dengan boarding pass saya sambil saya berkata ke pramugari itu “Mbak, ini yang salah bukan saya kan?”

Dan 2 pramugari itu beranjak pergi dengan kereta dorongnya tanpa ada kata-kata lagi untuk menjajakan makanan minuman ke penumpang yang lain.

Makanan tadi akhirnya saya tutup kembali, saya simpan tidak saya makan, dan saya bawa turun pesawat. Saya ingin mengembalikan makanan tadi kepada pihak Citilink, karena itu bukan hak saya.



Sangat jelas terlihat 3 pramugari yang salah satunya adalah P1 atau ketua awak kabin Citilink saat itu mengecewakan sekali.

Mereka sama sekali tidak menghargai hak penumpang, dan juga tidak menghargai makanan.

Pramugari-pramugari tersebut juga berusaha berdebat mencari pembenaran atas kesalahan mereka.

Boleh jadi ini masalah kecil, hanya senilai seporsi Nasi Goreng, tapi esensi dari tulisan saya ini adalah, bagaimana 3 pramugari Citilink di QG832 tadi mengecewakan dalam memberikan pelayanan.



Di hari sabtu 13 April 2013 setelah saya sampai di Medan, saya sudah tweet di akun twitter saya @arnandar dan saya mention akun @Citilink mengenai hal ini, dan tidak ada tanggapan.

Bahkan saya sempat menulis di twitter juga saat itu jika pihak Citilink mau mengambil makanan Child Meal tadi saya masih di Medan dan bisa diambil, karena makanan tadi bukan hak saya, karena saat pramugari tadi saya suruh mengambil pun mereka tidak mau.

Tetapi sampai hari minggu tidak ada jawaban, akhirnya makanan itu basi dan saya buang dengan segala rasa penyesalan saya.



Pertanyaan saya, mengapa saya harus dipaksa makan menu yang berbeda dengan pesanan saya?

Mengapa pramugari tetap bersikukuh itu Nasi Goreng dan tidak tahu perbedaan Nasi Goreng dan Child Meal?

Kalaupun pramugari tadi mungkin melakukan kesalahan entah tertukar atau bagaimana, mengapa tidak mengakui dan bicara baik-baik dari awal ke saya. Tanpa harus saya berdebat hanya masalah nasi goreng dengan pramugari-pramugari Citilink?



Saya sudah sering terbang dengan berbagai maskapai dalam dan luar negeri, full service maupun low cost. Tapi baru kali ini saya menemukan service inflight meal lewat prebook meal dan juga pelayanan pramugari yang sangat mengecewakan.



Walaupun saat naik pesawat kemarin saya menggunakan sandal, celana pendek dan kaos, bukan berarti saya orang awam terhadap dunia service penerbangan dan juga bisa ditipu mengenai menu makanan di pesawat.



Semoga pihak Citilink bisa memperbaiki pelayanan inflight meal dan juga prebooknya, yang juga lebih penting adalah pelayanan dan pramugarinya.



Saya mencatat semua nama awak kabin tadi, tapi saya masih menghargai mereka, saya tidak publish nama awak kabin Citilink tersebut, biar pihak Citilink yang melakukan internal investigasi mengenai hal ini.



Terima kasih

Kamis, 21 Maret 2013

Blackberry oh BB ku..




Sekarang sudah teronggok dingin dimeja kamarku, sudah lebih sebulan ini tak tersentuh, tak menyala dan tak digunakan lagi lebih tepatnya.
Blackberry Bold type 9000. Termasuk Blackberry generasi pertama yang masuk Indonesia, saat itu sekitar 2 tahun lebih yang lalu nekat membeli barang ini dengan harga lebih dari 5 juta, fantastis!
Sekarang?
Seperti barang tak berguna buatku. Padahal beterai juga sudah aku ganti 6 bulan yang lalu.

Kenapa aku putuskan ini?
Ya, ini pilihan dan ini keputusanku untuk tidak menggunakan gadget ini.
Gadget nya tidak salah, produsennya juga ga bersalah.
Ya kerena pilihan saja.

Aku berpikir, saat ini aku sekarang lebih bahagia saja tidak menggunakan Blackberry ini.
Tidak ada pemakaian pulsa untuk langganan paket BBM yang notabene untuk chat saja.
Tidak ada BM alias Broadcast Message yang lebih banyak berisi berita yang kurang penting.
Tidak ada chat atau BBM yang masuk disaat kita tidak inginkan.
Tidak ada isi BBM yang marah-marah karena kita telat baca atau tidak membalas.
Tidak ada kecaman hanya karena status BBM yaiu “R” alias Read dan “D” alias Delivered.

Aku harus rela kehilangan sekitar 300 kontak pin BB karena tidak lagi berkomunikasi via Blackberry Messenger.
Dan aku pikir, aku masih sangat bisa berkomunikasi dengan mereka dengan sms, telp, atau social media yang lain.

Bagi sebagian orang mungkin Blackberry masih sangat menjadi barang yang bergengsi.
Disaat kita bertemu teman dan ditanya „Berapa PIN BB kamu?“ dan aku menjawab „Maaf sudah tak pakai Blackberry sekarang“..
Mungkin aku akan dijawab „Ah, gak gaul lu“ „Gak seru nih ga bisa BBM“

Aku berpikir, justru orang yang menjawab dengan seperti ini dia justru tipe orang yang hidupnya bergantung dengan Blackberry, tanpa sadar waktu dia tergerus oleh kenikmatan chatting via BBM.

Wow, ironis.

Lebih tepatnya lagi, emosi aku tidak mudah terganggu oleh datangnya chat BBM yang kadang masih mengganggu dengan isi yang kurang penting.

Dengan tidak ada fasilitas ini, sebenarnya  masih sangat banyak faslitas chat melalui smartphone yang tersedia.
Aku pun sebenarnya tidak meninggalan dunia perchattingan.
Aku masih aktif di Whatapp, Line, dan juga Viber.
Aku pikir, 3 layanan komunikasi diatas lebih elegan dari pada Blackberry Messenger.

Tak perlu dijelasin kan siapa user dan aplikasi apa diatas itu.

Aku berharap dengan tidak menggunakan Blackberry lagi, tidak putus komunikasi dan pengguna Blackberry yang lain bisa lebih belajar apa arti sebuah waktu, chat dan teknologi untuk sebuah kata, menghargai.

So, Blackberry ku itu mau aku kemanain jadinya?
Dijual? Tentu tidak... sudah tak berharga mungkin..


Buat kenang-kenangngan saja.
Menjadi saksi cerita seru, sendu, tragis, rindu dan syahdu..

Thank you Blackberry-ku…

Kamis, 14 Maret 2013

Tips jika ingin mengunjungi Ho Chi Minh City - Vietnam




Kali ini saya akan memberikan beberapa tips yang mungkin bisa digunakan jika anda mengunjungi Ho Chi Minh City di Vietnam.
Kebetulan minggu kemarin ada kesempatan mengunjungi kota ini untuk sebuah urusan, setelah di tahun 2009 pertama kali saya mengunjungi Vietnam.
Berikut ini sedikit tips dari saya :

  1. Jika kamu akan ke Ho Chi Minh City atau yang biasa juga disebut Saigon di Vietnam ini, kamu bebas visa untuk masuknya, alias cuma pakai paspor dan bisa stay 30 hari disana.
  2. Penerbangan langsung dari Jakarta saat ini adalah AirAsia (Operated by Indonesia AirAsia), Vietnam Airlines dan Lion Air. Untuk Lion Air transit dulu di Singapura, tapi tidak perlu ganti pesawat.
  3. Untuk AirAsia per tanggal 14 April 2013 sudah tidak operasi lagi di QZ8234 ke Ho Chi Minh City, so jika kalian sudah terlanjur ada tiket kesana setelah tanggal itu, bisa di reschedulee atau di reroute via Kuala Lumpur. Refund tentunya juga bisa. So, tingal hubungi call center saja.
  4. Next, jika naik AirAsia ke Ho Chi Minh City kamu harus transit via Kuala Lumpur, dan tidak ada fasilitas fly-thru alias transit tanpa melewati imigrasi. Jadi kamu harus keluar masuk imigrasi. Better kasih jeda waktu 2 jam, jangan kurang.
  5. Bisa juga sih naik budget airlines  Tiger Airways, transit via Singapura dan harus ganti pesawat.
  6. Jika ingin naik full service yang direct bisa naik Vietnam Airlines. Yang transit Singapore Airlines, Malaysia Airlines atau Thai Airways.
  7. Untuk mata uang Vietnam alias VND (Vietnam Dong), better tarik tunai saja via ATM disana. Pastikan sekali tarik sesuai kebutuhan kamu tinggal disana.
  8. Dari Bandara Ton San Nhat di Saigon jika ingin ke kota bisa naik bus No. 152 tujuan Ben Thanh Market Terminal, tapi bus ini hanya sampai jam 7 malam yak. Atau kalau mau naik taksi pastikan naik taksi Vinasun atau Mailinh yang memang di Vietnam 2 taksi ini yang argonya benar. So selanjutnya jika ingin menggunakan taksi selalu pastikan 2 taksi ini.
  9. Disarankan print out dulu nama dan alamat hotel dengan bahasa dan tulisan Vietnam ya, untuk mempermudah saja jika ingin naik taksi, karena tidak semua supir taksi atau orang Vietnam bisa bahasa inggris.
  10. Oiya di Bandara Tan Son Nhat ini terminal domestic dan international beda gedung, dan harus keluar jalan kaki jika akan pindah terminal untuk connecting flight.
  11. Di depan bandara terdapat sebuah mall yaitu CT Plaza. Cukup jalan kaki 5 menit sudah sampai. Jadi kalau mau killing time, di airport dan ingin belanja, nonton film atau ke restoran bisa ke mall ini. Di depan mall ini juga banyak taksi Vinasun yang standby.
  12. Taksi Mailinh di airport setelah keluar kedatangan, belok kiri sampe ujung di tempat menunggu taksi nomer 1, ada petugas dengan topi MaiLinh warna hijau.
  13. Jarak ke pusat kota sekitar 7 km, ditempuh dalam waktu 20-30 menit dengan biaya taksi sekitar 160,000 VND.
  14. Tempat penginapan yang banyak ada di District 1. Dari yang murah sampai yang mahal ada disini.
  15. Tempat penginapan yang terkenal murah ada di Pham Ngu Lao Street (masuk gang kecil) atau di Bui Vien Street ini jalan selalu ramai.
  16. Pastikan hotel atau hostel menyediakan free wifi gratis, biar tetap eksis tentunya dan bisa akses goggle map. Karena kebanyakan hotel/hostel disana ada fasilitas ini.
  17. Makanan halal susah-susah gampang di Saigon. Ada resto Little India di Bui Vien dan dekat situ juga ada KFC juga resto VN Halal dekat Ben Thanh Market.
  18. Masjid di District 1 berjarak sekitar 2-3 km dari Bui Vien. Di sekitar masjid banyak juga makanan halal.
  19. Mengenai tempat wisata tidak akan saya bahas disini, sudah terlalu banyak yang bahas kan?
  20. Di Vietnam banyak sekali kafe dengan sajian khas kopi Vietnam yang yahud. So jika demen banget ngopi wajib kudu ke kafe disana. Nongkrong!
  21. Ini dia beberapa kafe rekomendasi dari gw :
    • Sozo Cafe
Tempatnya di Bui Vien 176 District 1. Sangat mudah ditemui. Kafe ini unik. Pelayannya sangat ramah semuanya. Kopinya yahud, ada free wifi. Kue dan cake nya mantab. Harganya juga sangat wajar. Disini mereka memperkerjakan karyawan dari orang yang kurang beruntung. Tapi jangan salah service yang diberikan sangatnya luar biasa. Menyediakan ruangan ber AC juga.
Buka dari 7 pagi sampai jam 22.30 malam.

    • Kita Kafe
Tempatnya di Nguyen Hue 39-41 District 1. Tempat di pojokan.
Kafe mungil dengan tatatan yang asyik. Ini kafe dengan rasa kopi yang paling nikmat!
Tempat di jalan raya besar dan sekitar terdapat pepohonan yang rindang. Ada ruangan ber AC dan juga non-AC. Pilih yg non AC di lantai atas. Unik dan free wifi juga.

    • MyLife Cafe
Tempatnya di Nguyen Du District 1. Sebenarnya awalnya saya ingin ke Café La Fenetre Soleil, tapi karena tak jadi akhirnya saya mengunjungi kafe ini, Tempatnya modern. Sofanya empuk, kopinya modern tapi nikmat. Harga juga tidak mahal. Pelayananya seger-seger. Dengan wifi yang cepet banget disini.

  1. Dan jika mau beli oleh-oleh khas Vietnam, Yang terkenal adalah beli di Ben Thanh Market.
Tapi kalian harus pintar menawar harga disini, ada blok kios yang fixed price juga disini. Hati2 dengan barang bawaaan ya, terutama HP, dompet dan barang berharga lainnya. Di Ben Thanh Market ini terkenal banyak copetnya.
  1. Kalo males ke pasar ini, bisa ke Department Store alias mall. Ada sebuah Mall di Nguyen Hue 35 yaitu Saigon Tax Trade Center yang menyediakan oleh-oleh dengan harga cukup rasional dan disana terdapat supermarket yang cukup besar juga.
  2. Jika mau beli oleh-oleh makanan lebih baik beli di supermarket saja. Khas Saigon adalah kacang-kacangan, dan juga oleh-oleh kopi serta teh. Lihat detail label halal jika ingin memastikan halal buat dikonsumsi, kudu jeli, ada kok yang ada label halalnya.
  3. Rekomendasi supermarket adalah di Saigon Tax Trade tadi Nguyen Hue tadi, atau di Citimart di Parkson District 1. Pilihannya banyak.
  4. Mau belanja baju. Di Saigon harga baju terbilang murah, karena di negara ini industri konveksi juga cukup pesat. Jika suka fashion dari butik lokal bisa ke jalan Nguyen Trai, sepanjang jalan ini banyak sekali butik lokal, dan juga terdapat Zen Plaza juga. Jika jalan lurus terus sekitar 1 km akan sampai di Vincom Center, mall terbesar di Vietnam. Dekat sana juga ada Gereja Katedral dan di belakang gereja ini ada Diamond Plaza.
  5. Saigon juga bisa diakses darat dari Kamboja, atau jika ingin melanjutkan perjalanan darat ke Kamboja juga bisa baik bus, agen bus banyak di District 1. Pastikan di agen yang benar, tanya petugas hotel lebih baik.
  6. Makanan khas Vietnam adalah Pho, alias mie beras dengan campuran kuah bening dan daging. Jika ingin makan Pho yang halal dan enak bisa ke resto VN halal atau di dekat masjid Tran Hung Dao di District 1. Atau di Saigon@Halal di dekat hotel Sheraton.
  7. Oiya, kota Ho Chi Minh ini lalu lintasnya cukup kacau untuk pengendara motornya. Dan ingat, mobil disana adalah stir di sebelah kiri. Jadi di jalan posisi lalu lintas terbaik dengan di Indonesia, pastikan saat mau menyeberang jalan.Selalu hati-hati dan jangan ragu saat menyeberang jalan ya.
  8. Situs untuk booking hotel bisa via agoda, booking.com atau langsung ke situs hotel/hostelnya. Jika ingin tahu review oleh pengunjung lain bisa di tripadvisor sebagai bahan pertimbangan.


Selamat jalan-jalan ke Saigon!
Semoga tips diatas bisa membantu ya…


Selasa, 05 Maret 2013

Pengalaman pahit booking tiket pesawat online di AirAsia dengan kartu kredit


Saya kali ini akan berbagi pengalaman saat melakukan booking atau pembelian tiket pesawat AirAsia melalui internet dengan redeem BIG Poin.
Jujur saya sangat kecewa sekali dengan system IT dan Finance di AirAsia, serta pelayan call center AirAsia Indonesia yang sangat tidak kooperatif dalam memberikan solusinya.

Kronologinya seperti ini.

Pada tanggal 13 Februari 2013, saya melakukan booking tiket pesawat AirAsia Jakarta-Ho Chi Minh City PP dengan redeem BIG Poin melalui website.

Setelah memilih tanggal yang sesuai yaitu berangkat dari Jakarta 9 Maret 2013, saya redeem sesuai poin yang saya miliki dan memang memungkinkan untuk jumpah poin saya.

Terdapat sisa pembayaran yang memang harus saya bayar disana, yaitu fuel surcharge dan pajak.

Kebetulan saya memiliki EGIFT Voucher AirAsia senilai MYR 50, dan saya menggunakannya untuk mengurangi pembayaran nantinya.

EGIFT Voucher sudah ok dan confirmed. Done.

Balance pembayaran yang masih harus saya bayar adalah Rp.434.033,34
Dan saya menggunakan pembayaran tersebut dengan kartu kredit.
Saya menggunakan kartu kredit saya pertama.
Gagal.
Saya coba lagi, gagal lagi.
Entah berapa kali lagi, dan terus gagal.

Sampai saya gunakan 2 kartu lagi yang berbeda dan selalu tidak bisa.

Saya penasaran, saya telp bank penerbit 3 kartu saya diatas.
Dan mendapatkan jawaban dari bank, bahwa kartu saya tidak ada masalah dari segi limit. Dan memang baru saja terjadi pembayaran berkali-kali di situs AirAsia.com

2 kartu saya bisa saya cancel pembayaran yang sudah ok, dan kembali ke kartu saya.

Ada 1 kartu yang memang saya terlambat konfirmasi dari bank (yaitu keesokan harinya), bahwa di kartu HSBC AirAsia saya pembayaran berhasil sebesar nilai tersebut pada tanggal 13 Februari 2013.

Saya mencoba telp Call Center AirAsia Indonesia (bahkan sampai berkali-kali) untuk mengkonfirmasi atas pembayaran yang berhasil dilakukan oleh HSBC AirAsia.
Dan saya sudah memberikan approval code dari bank untuk dilakukan pengecekan oleh tim Finance AirAsia, dan katanya membutuhkan waktu 2-3 hari kerja. Fine.

Setiap tiga hari saya menelepon lagi call center AirAsia Indonesia katanya masih dalam proses.
Sepertinya ada yang gak beres nih.
Sayapun berinisiatif menelepon call center AirAsia di Malaysia, dan komplain melalui situs AskAirAsia juga dan membuat laporan sampai 2 kali mengenai hal ini. Tetapi sampai detik ini tidak mendapat jawaban juga.

Dan…

Hari ini, 5 Maret 2013. Saya berinisiatif menelepon Call Center AirAsia Indonesia dan mendapat jawaban yang mengejutkan jika menurut finance AirAsia pembayaran saya gagal alias tidak masuk.

Saya mencoba menelepon Bank HSBC dan memastikan lagi (sampai 3 kali saya menelepon) transaksi saya tgl. 13 Februari 2013 tersebut senilai Rp. 434.033.34 dan semua call center bilang, OK. Confirmed.
Dan karena cetak billing tagihan saya baru per tanggal 6 Maret 2013 sehingga saya baru bisa menerima lembar tagihan kartu HSBC AirAsia saya paling cepat tgl. 11 Maret 2013. (lewat pos).

Call center AirAsia Indonesia tetap bersikukuh bahwa saya belum melakukan pembayaran dan mereka butuh bukti cetak tagihan saya. Walaupun hanya temporary billing.

Saya menelepon call center HSBC untuk meminta billing sementara melalui e-mail tidak bisa. Bahkan jika saya minta ke kantor HSBC terdekatpun katanya tidak bisa.

Fine!

Masalahnya disini adalah…

Penerbangan saya ke Vietnam ini adalah per tanggal 9 Maret 2013.
Dan besok sudah tanggal 6 Maret 2013. Dan kondisi saya saat ini sedang bisnis trip urusan kantor keluar kota.

Saya sudah booking hotel di Vietnam, dan juga membuat rencana schedule di Vietnam nantinya juga dengan rekan saya disana.

Kalaupun saya tidak bisa berangkat hanya karena tiket saya tidak confirm, siapa suruh tanggung jawab?

Saat saya menelepon kembali call center AirAsia Indonesia untuk menanyakan hal ini, dan jika ternyata setelah tgl. 9 Maret 2013 dan setelah billing tagihan kartu kredit HSBC AirAsia saya dapatkan yang akhirnya membuat saya tidak jadi berangkat terbang karena tiket saya belum juga issued. Apa solusi dan tanggung jawab AirAsia?
Call center hanya menjawab, “Ya tinggal di refund saja pak untuk pembayaran kartu yang masuk”

Duh! Hal ini membuat saya naik darah.
Dimana letak tanggung jawab AirAsia menyikapi hal ini dan sistem mereka yang selalu error saat dilakukan pembayaran online.

Saat saya mengkonfirmasi awalnya, apakah bisa dilakukan pembayaran untuk sisa pembayran ini melalui sales office, call center pun bilang tidak bisa.
Harus online.

Apakah saya harus mencoba kembali dan selalu error?
Sudah tidak terhitung berapa kali saya menelepon Call Center AirAsia Indonesia?
Bagaimana nasib bookingan hotel saya di Vietnam?
Acara penting saya di Vietnam?
Jika saya booking tiket mendadak sekarang ke Vietnam, harga sudah melambung tinggi sekali.

Dan menurut call center AirAsia Indonesia. BIG Poin dan EGIFT Voucher AirAsia saya tidak bisa kembali lagi, karena sudah confirmed jika ternyata saya tidak jadi berangkat karena system error yang mengakibatkan tiket saya tidak confirmed.

Yang harus digaris bawahi disini adalah :
Sebagai informasi, pihak Bank HSBC sudah mengkonfirmasi bahwa transaksi saya OK. Namun dari tgl. 13 Februari 2013 sampai 5 Maret 2013 (waktu yang cukup lama) pihak AirAsia membutuhkan waktu untuk cek dengan finance untuk pembayaran ini (yang katanya hanya butuh 2-3 hari kerja), itupun saya yang selalu mengingatkan menelepon sendiri. Dan hasilnya tgl. 5 Maret 2013 pembayaran tidak diterima.

Saya hanya punya waktu 3 hari kerja untuk menyelesaikan hal ini, jika ingin tetap terbang ke Vietnam dan tidak rugi hal-hal tersebut diatas.

Apakah saya harus ke kantor sales airasia dan memperdengarkan call center HSBC untuk mengkonfirmasi pembayaran saya yang berhasil? Apakah akan menyelesaikan masalah?

Sampai saat ini saya sudah sangat dirugikan atas waktu, biaya menelepon sana-sini. Dan akhirnya gagal.

Saya tinggal menunggu waktu mendapatkan billing tagihan HSBC saya dan saya akan tunjukkan ke AirAsia Indonesia jika selama ini system mereka gagal dan error.
Dan apa reaksi AirAsia jika ternyata system mereka yang error dan gagal?

Semoga pengalaman saya bisa menjadikan pelajaran bagi semua.
Dan semoga AirAsia bisa meningkatkan sistem IT, Finance dan juga call center menjadi lebih baik.

Saya pribadi tidak tahu lagi harus menyelesaikan dengan cara seperti apa lagi.

Terima kasih.

Rabu, 27 Februari 2013

Jalan-Jalan anti Galau ke Krabi, Thailand


Krabi, sebuah kota kecil di Thailand bagian selatan kali ini menjadi tujuan destinasi aku jalan-jalan.

Rencana ke Krabi ini sebenarnya antara siap dan gak siap.
Awalnya aku hanya mempunyai tiket pulang pergi (PP) JakartaKuala Lumpur tgl. 23-25 Febuari 2013 yang sudah aku beli beberapa bulan sebelumnya dengan harga tiket PP itu sebesar Rp. 270,000.

Karena (mungkin) sudah merasa bosan dengan Kuala Lumpur, dan memang dari awal juga punya rencana membeli tiket terusan dari Kuala Lumpur.
Maka menjelang tanggal keberangkatan, aku kasak-kusuk mencari sekian cara untuk mendapatkan tiket terusan tersebut, dan menentukan mau ke kota mana selanjutnya.

Proses mencari sponsor tiket agak menguras tenaga setelah mencari schedule yang benar-benar cocok, akhirnya terpilihlah tujuannya adalah kota Krabi di Thailand ini.
Walaupun sebenarnya sudah beberapa kali ke Phuket dan Bangkok, tapi ke Krabi aku belum pernah. Jarak Phuket dan Krabi sebenarnya tidak terlalu jauh juga. Tapi entah kenapa ada sebuah rasa penasaran mengunjungi Krabi yang terkenal dengan perbukitan yang bertebing-tebing.
So, terima kasih untuk AirAsia yang sudah menjadi sponsor perjalanan kali ini.

Dan disaat tiket sudah diterima, urusan penginapan sampai H -2 belum mendapatkan konfirmasi dari hotelnya.
Maklum pesan sponsor juga.
Akhirnya di hari H siang, beberapa jam sebelum sampai hotel baru mendapatkan jawaban e-mail untuk konfirmasi hotelnya.

Okay, kita mulai cerita perjalanan aku ke Krabi yang aku lakukan hari Sabtu 23 Februari dan hanya 3 hari 2 malam menghabiskan Krabi.

Jakarta, Sabtu 23 Februari 2013.

Sabtu pagi itu, Jakarta terlihat agak mendung. Waktu menunjukkan pukul 6.30 pagi. Cukup sejuk terasa, udara ini mengantarkanku menuju ke halte bus busway depan komplek menuju ke Gambir. Cukup dengan tiket bus Rp. 2,000 pagi itu membutuhkan waktu kurang dari 30 menit.
Sampai di Stasiun Gambir aku masih bisa menaiki bus damri yang bertolak jam 6 pagi menuju ke Bandara Soekarno Hatta.
Tiket bus damri ini sudah naik beberapa minggu yang lalu yang sekarang menjadi Rp. 25,000 apa mungkin karena ada tambahan fasilitas wifi itu ya.
Pagi itu masih cukup sepi jalanan di Jakarta dan juga di jalan tol menuju bandara. Jam 7 kurang saya sudah sampai di Terminal 3 Soekarno Hatta International Airport (SHIA).

Karena sebelumnya sudah web check-in dan sudah print boarding pass dan kebetulan hanya membawa 1 tas ransel saja, jadinya saya tinggal menaiki eskalator menuju ke Gate International.
Melirik isi dompet, masih tersisa sisa uang Ringgit Malaysia sebanyak 70MYR dan juga Rupiah tinggal 300ribu saja.
Mau tak mau biar aman aku ke ATM dulu mengambil uang sekitar Rp. 800,000.
Setelah melewati imigrasi, bayar airport tax Rp. 150,000 akhirnya sudah duduk manis di ruang tunggu boarding sambil melhat Metro TV yang kebetulan pagi itu lagi gencar-gencarnya berita Anas Urbaningrum ditetapkan sebagai tersangka. Hmm..*penting

Flight pagi itu saya menuju ke Kuala Lumpur dengan AK1381 schedule flight jam 08.30 pagi dan sampai di Kuala Lumpur jam 11.30 pagi.

Jam 8.05 waktunya boarding. Cukup ramai penumpang pagi ini rupanya, dan karena seat saya di 18D saya memilih akhir saja menaiki pesawat. Males antri yang terburu-buru.


Sekitar jam 8.40 pagi pesawat sudah terbang meninggalkan Jakarta. Dengan cuaca yang agak mendung, tetapi akhirnya setelah melewati sekian menit awan tebal bisa merasakan matahari pagi juga didalam pesawat.

Setelah itu di dalam pesawat disajikan menu sarapan Nasi Lemak Pak Nasser yang memang sudah saya pesan sebelumnya melalui website. Cukup enak, pengganjal perut lapar pagi itu.

Di sisa perjalanan aku sebenarnya ingin sekali memejamkan mata, mencoba tidur dan menutup kekurangan waktu tidur semalam. Karena semalam aku baru tidur jam 12 malam dan bangun jam 4.30 shubuh.
Tetapi nyatanya tidak bisa tidur. Karena dibelakangku ternyata ada sekian orang rombongan tour yang cukup berisik, ramai sekali saling bergurau yang menurut aku guyonan yang cukup garing dan seharusnya mereka bisa begurau macam itu diluar pesawat saja.

Jam 11.30 tepat pesawat mendapat di KLIA LCCT Kuala Lumpur. Hmm, tepat waktu rupanya.
Disaat pesawat masih berjalan menuju gate tempat pemberhentian parkir pesawat, terjadi kejadian yang menurut aku memalukan. Duh!
Seperti biasanya, setelah pesawat mendapat Flight Attendant pasti akan memberikan informasi yang salah satunya penumpang harus tetap duduk sampai pesawat benar-benar berhenti dan lampu tanda sabuk pengaman padam.
Dan ini pesawat masih berjalan cukup cepat terdapat 3 bapak-bapak berdiri, hanya untuk mengambil tas mereka dikabin penyimpanan. Dan mereka adalah orang Indonesia. Duh..!
Dari segi penampilan sih bapak-bapak itu cukup rapi, pastinya berpendidikan. Tapi entah kenapa berlaku seperti itu.

Setelah turun dari pesawat yang kebetulan parkir cukup jauh dari pintu kedatangan international di LCCT saya harus buru-buru keluar imigrasi, dengan harapan menghindari antrian panjang, karena saya harus mengejar flight lanjutan ke Krabi dengan schedule jam 13.30 waktu KUL alias punya waktu 2 jam setelah landing pesawat tadi.
Antrian imigrasi pagi itu menghabiskan waktu sekitar 15 menit.
Setelah itu aku buru-buru keluar airport dan mencari money changer disana.

Terpilihlah money changer CIMB yang aku pikir aku bisa menukar MYR plus IDR ku ke THB dengan rate yang bagus, kaena CIMB mempunyai jaringan di Indonesia, Malaysia dan juga Thailand.
Tapi, ternyata petugas money changer itu menyarankan aku menukarnya di Thailand. Akhirnya buat aku jaga-jaga aku menukar IDR ku ke MYR sebanyak Rp. 600,000 menjadi 170 MYR saja L takutnya di Krabi money changer tidak mau menerima Rupiah.

Setelah mengambil boarding pass dari web check-in, aku menuju gate T International untuk melanjutkan penerbangan ke Krabi dan harus masuk imigrasi kembali.

Kenapa harus melewati imigrasi kembali?
Karena tiket AirAsia dari Jakarta ke Krabi tidak bisa dengan layanan transit satu tiket atau di iastilah AirAsia adalah fly-thru. Jadinya tiket dianggap terpisah dan harus keluar-masuk imigrasi.

Jam tangan menunjukkan waktu jam 12.15. Disaat saya melewati pemeriksaan boarding pas di Gate T. petugas memberi tahu jika tujuan Krabi melalui Gate Y.

Gate baru pikirku. Rupanya gate Y ini lokasinya berseblahan dengan Gate P (domestic), dan sebenarnya gate ini adalah pecahan gate domestic dengan ruang tunggu boarding yang sangat kecil.
Dan saat akan masuk di Gate Y petugas memberi tahu baru bisa masuk jam 12.30. So harus menunggu sejenak.


Jam 12.30 masuk ke Gate Y dan melewati imigrasi yang sangat kecil dan ruang tunggu yang cukup kecil juga. Ingat, di Gate Y ini tidak terdapat toilet di dalam, jadi usahakan ke toilet dulu sebelum masuk imigrasi gate Y.
Di dalam gate Y yang terdapat 1 gate Y yaitu Y1 dan Y2 hanya terdapat 1 toko coklat saja.


Dan akhirnya jam 13.10 kita boarding. Yeah!
Jam 13.45 baru bisa take-off nih, karena KLIA siang itu cukup padat antrian take-offnya.



Siang ini aku pesan pre-book meal favorit aku di AirAsia yaitu Beefstew,.. yang pasti enak banget! Cobain deh ntar kalo naik AirAsia (AK).



Perjalanan di udara siang itu cukup lancar dan nyaman.
Tak terasa 1 jam 25 menit cepat berlalu dan bersiap landing di Krabi.


Landing siang itu mundur 10 menit dari schedule. Baiklah, yang penting selamat sampai tujuan.
Keluar dari pesawat disambut dengan bandara Krabi yang bersih dan sepi. Sepertinya siang itu hanya pesawat kita dari international yang landing.
Masuk ke imigrasi dan lancar. Karena kartu isian imigrasi sudah aku isi selama di pesawat.
Oiya, di meja imigrasi terdapat tumpukan simcard gratis loh, aku malah ambil 2 buah J tinggal diaktifkan dan diisi pulsa di 7/11 ntar


Kelar imigrasi, turun escalator dan masuklah di ruang kedatangan.
Sebelum keluar bandara aku sengaja mau nyari money changer. Yak, mo nuker Ringgit Malaysia-ku, karena aku benar-benar tidak ada stock uang Baht.


Ada 2 money changer. 1 tutup dan yang 1 buka tapi penjaganya ga ada.
Walah..

Akhirnya, mampir ke ATM, karena emergency pikirku dan mengambil 500 THB dan kena charge 150THB. Oalah..
Kelar narik di ATM, terpampang nyata. Kalau money changer yang tadi buka dan ga ada yang jaga rupanya sekarang ada yang jaga dan ada 2 orang antri. Duh!
Tahu gitu aku tadi sabar nungguin ya, biar ga kena charge 150 THB :P
Akhirnya aku tukar MYR ke THB.

Habis itu ke counter bus, dan bayar THB 150 untuk tiket ke Aonang.
Loket bus gampang kok, tulisannya gedhe banget setelah turun escalator.
Jika turun di Krabi Town cukup bayar THB 90.

Tiket bus sudah ditangan, dan melangkahkan kaki keluar airport. Di luar airport disambut mbak-mbak petugas bus dan didata mau turun di hotel mana nantinya.


Setelah itu menunggu sekitar 30 menit dan di jam 2 kurang dikit bus meninggalkan bandara menuju Aonang.

Mengantar dulu penumpang di Krabi Town, dan setelah itu menuju Aonang.

Jam 3 sore bus sudah sampai di kawasan Aonang, dan aku penumpang yang terakhir diantarkan ke hotel. Sampai hotel jam 3.15.

Begitu sampai hotel. Langsung kagum sama penginapan ini… amazing!
Aonang Cliff Vew Resot.


Rehat sebentar, sambil nyemil roti yang semalam aku beli di Setiabudi One sambil menikmati hawa segar dengan pemandangan asyik di teras kamar.




Setelah itu  pesan tour ke 4 Island  di resepsionis hotel dengan harga THB 400 yang besok dimulai jam 9 pagi sampai jam 3 sore. Sudah aku tawar harga tournya THB 300 dan THB 350 ga dikasih. Karena aku sempat baca review ada yang dapat


Jam 5 sore, dengan menggunakan free shuttle, menuju ke Aonang Beach. Ingin melihat senja disana. Dan mencicipi beberapa cemilan disana.

Ingin melihat senja disana. Dan mencicipi beberapa cemilan disana.

Setelah menyenja, mencoba berjalanan menyusuri pantai. Menemukan beberapa penjaja cemilan khas Thailand dengan bergerobak.

Dan rata-rata penjaja makanannya adalah berkerudung serta di terdapat tulisan halal.
Nice..
Sore itu nyemil spring roll dan juga udang goreng, sebanyak 4 buah, dengan harga THB 50. Plus minum jus nanas yang segar seharga THB 20.

Cukup mengganjal perut. Setelah itu jalan menyusuri jalanan Aonang sepanjang sekitar 3 km dan balik lagi.
Berderet restoran, toko souvernir, kafe, bar.

Yang aku rasakan. Krabi orang-orangnya lebih ramah dan sepi. Udaranya juga cukup sejuk, karena perbukitan banyak disana.

Lebih sepi disini jika aku bandingkan dengan Phuket. Di Phuket kita jalan saja, sudah penuh hiruk pikuk dan ditawarin macam2. Tapi kalo di Krabi lebih slowdown.
Tempat bar dan pub aku perhatiin agak tersembunyi tidak di jalan utama. Sehingga tidak terlalu Nampak di jalan utama pinggir pantai.
Mungkin karena di Krabi muslim masih mayoritas yak..

Menjelang malam, perutku minta disini. Setelah memilih yang sesuai budget. Terpilihkan Jamai Restaurant. Terlihat cukup bersih dan ramai dan yang pasti harga yang ditawarkan tidak terlalu mahal, serta penjualnya berkerudung dan terdapat tulisan halal.


Malam itu aku pesan makan malam Tomyam Kung dan juga Nasi dengan Beef dgn daun basil  dan telor goreng.


Makanan di restaurant ini ditawarkan dengan harga rata-rata antara THB 30 – 80 per porsi.
Sumpah perutku kenyang banget setelah makan ini.

Sampai jam 10 malam aku habiskan waktu di daerah Aonang. Dan kembali ke penginapan dengan berjalan kaki. Sengaja sambil olahraga menghabiskan makanan di perut J

24 Februari 2013

Esok paginya, udara agak mendung. Jam 8 pagi sudah nongkrong di restoran hotel untuk sarapan pagi.
Sarapan dengan menu nasi goreng, omelet, roti plus buah. Puas dan kenyang!

Jam 9 pagi dijemput buat tour dan berkumpul di pinggir pantai Aonang.
Jam 9.30 kita sudah naik perahu mengawai tour kali ini.


Ini beberapa foto selama tour tersebut.

















Pemandangan di laut ini memang asyik, bagus, sayang cuaca agak mendung, tampak sesekali matahari muncul tapi sembunyi lagi.

2 kali berhenti untuk spot snorkling. Tapi sayang sekali pemandangan bawah lautnya sangat biasa saja. Tidak menarik bagi aku.

Jam 1 siang kita makan siang di Tup Island. Berbekal menu yang sudah dibawa sama orang kapalnya dengan menu Nasi, cap cay, ayam goreng dan tumis ayam bawang.
Petugas tournya bilang makanan ini halal karena yang punya tour mereka orang muslim.




Jam 3 sore sudah kembal lagi ke Pantai Aonang dan diantarkan lagi ke  penginapan.
Setelah beberes dan bersih-bersih. Saatnya berenang di hotel.

Keren. Berenang dengan pemandangan bukit tebing. Dan setelah itu aku sauna bentar biar badan segar kembali.

Setelah maghrib, jam 7 malam jalan kaki menuju jalan utama, untuk mencari makan malam sekalian jalan melewati perkampungan di Aonang.

Teprlihkan Sareefa restaurant. Pesan Mie Goreng Udang plus Banan with cocont milk.
Sumpah enak mie gorengnya, ada taburan kacang cincang sangrai dan serbuk cabe.
Banana with coconut milknya juga milky banget, pisangnya manis. Yummy!


Ditutup dengan secangkir kopi panas.
Oiya, penjaga restoran ini cakep lho.. hahahah.. J *bonus*

Jam 10 malam jalan kembali ke penginapan, dan merogoh kocek uang logam.
Dapet 40 baht, aku belikan gorengan di pinggir jalan. Yaitu sate bakso goreng isi 4 pertusuk dengan harga 10 baht.
Buat bekal cemilan malam itu.. hihihihihi..

Jam 12 malam gerimis menderam dan rupanya bertahan sampai pagi.
Nyaman banget tidur di kamar dengan berlantaikan kayu dan berdinding kayu. Taman di sekita kamar, mendengar suara gerimis hujan di dedaunan.
Sayang sendirian.. :P

25 Februari 2013

Jam 9 pagi sarapan di restoran hotel. Sengaja sarapan bantak biar ga lapar siangnya J

Di restoran sempat ambil 2 potong muffin dan pisang. Buat bekal nyemil di kamar sambil menunggu siang J

Jam 11.30 siang check out dari kamar, karena siang itu jam 11.50 akan dijemput van menuju ke Bandara Krabi yang sehari sebelumnya sudah pesan di hotel dengan harga THB 150.

Pesawat siang itu adalah jam 14.35 dari Krabi menuju Kuala Lumpur.
Ternyata jempuran mini van baru datang jam 12.10. Dan aku orang terakhir yang dijemput.
Perjalanan ke Bandara Krabi ditempuh dalam waktu 45 menit.
Sampai di Bandara Krabi, di terminal 1.

Oiya di Krabi ada 2 terminal, untuk AirAsia ke Kuala Lumpur di Terminal 1.

Karena sudah web check-in dan tidak ada bagasi, tinggal menuju ke document check desk dan melewati imigrasi.

Terminal keberangkatan ini kecil, hanya terdapat beberapa toko souvenir kecil, kantor maskapai Bangkok Airways, dan Thai Airways yang besar.
1 food court dan 2 kafe.


Melewati imigrasi dan masuk ke ruang tunggu boarding.

Cukup bersih. Dan nyaman ruang tunggu ini, kursinya empuk, bikin nyaman duduk.

Cukup ramai siang itu, karena ada 1 pesawat yang notabene penumpangnya rata-rata orang Eropa, bisa menebak ini maskapai mana?


Jam 14.00 siang pesawat AirAsia dari Kuala Lumpur mendarat. So bentar lagi akan boarding.

Benar saja, waktunya boarding dan menuju ke Kuala Lumpur dan dilanjutkan ke Jakarta.


Bye Krabi.


Menu late lunch aku adalah Sky Rider Club Meal, sebenarnya ini makanan anak-anak sih.
Rame kan isinya..:)


Jam 16.50 tepat mendadat di Kuala Lumpur KLIA LCCT. Mendung, dan sepanjang perjalanan di pesawat juga mendung, tak tampak matahari sama sekali -_-

Cukup lama sore itu proses keluar pesawat dan psawat parkir cukup jauh juga dari Terminal Kedatangan International.
Aku harus berjalan cepat dan agak berlari menuju imigrasi.
Untungnya tidak terlalu antri sore itu.
Ya maklum sekali lagi karena ke Krabi tidak bisa dengan fasilitas fly-thru alhasil harus keluar masuk imigrasi.
Waktu keluar imigrasi sudah jam 17.30 dan pesawat selanjutnya adalah jam 18.50.

Setelah itu keluar, masuk lagi ke Keberangkatan International. Antrian imigrasi lancar tapi antrian security check poin sore itu cukup antri. Wuoh!
Butuh waktu 20 menit disini.

Kelar semuanya, masih ada waktu buat sholat dan nukar Baht ke Rupiah *rugi dah, aku masih ada sisa THB 1120*

Boarding jam 18.30 tepat! Yay, ontime!

Pesawat petang itu menuju Jakarta cukup sepi, hanya berisi sekitar 70% saja.
Disajikan menu makan malam Nasi Bhukara Chicken Briyani,.. enak!


Jam 8 malam landing Jakarta. Alhamdulilah… lancar kembali ke Jakarta lagi..
Kelar liburan dan kelar galaunya yak
Eaaaa...



So, ini beberapa informasi tambahan dari aku jika kalian ingin menuju Krabi.
  1. Ke Krabi bisa kok lewat darat, saran sih jika kalian ke Phuket, sempetin aja ke Krabi naik bus, tiket bus murah dan dekat juga.
  2. Ke Phi-phi Island bisa dari Phuket dan bisa dari Krabi.
  3. Jika naik pesawat via Kuala Lumpur dan naik AirAsia kalian harus keluar masuk imigrasi, maklum tujuan Krabi tidak bisa melalui fly-thru. Dari Kuala Lumpur ke Krabi dengan AirAsia 2x daily. Bisa juga dari Bangkok naik Airasia dengan flight 6x daily.
  4. Jika ingin naik maskapai full service ke Krabi ya bisa dengan Thai Airways tansit di Bangkok.
  5. Rekomen stay di Aonang Cliff View Resort, bisa liat webnya langsung dan pesan disana juga ini webnya. http://www.aonangcliffviewresort.com/ biar hemat dan kali aja ada promo cek aja di airasiago.com , agoda, atau asia rooms.
  6. Ikut tour 4 Island dengan Long Tail Boat, yaitu perahu kayu, tapi cukup nyaman kok kalau bisa dapetin harga THB 300 maksimal THB 400.
  7. Jika kalian naik pesawat dan lebih dari 4 orang. Better naik taksi. Taksi dari bandara ke Aonang adalah THB 600. Dan dari Aonang ke bandara Krabi adalah THB 500.
  8. Makanan halal di Krabi banyak sekali, jangan kuatir. Masjid juga cukup banyak.
  9. Krabi menurut aku sangat cocok buat bulan madu. Hahahaha.. J