Facebook Badge

Selasa, 28 Agustus 2012

Lebih pada sebuah kata, terserah!


Akhir-akhir ini aku harus menghela banyak nafas..

Nafas panjang untuk sedikit memberikan ruang bernafas di dadaku

 

Aku tak ingin mengeluh.. aku sadar aku bisa melewati sekian cerita dan drama ini

Kadang aku harus menelan ludah sendiri, sepertinya tak rela hatiku begini

 

Ini salah begitu juga yang itu tak mudah

Apa mungkin sudah sepantasnya ini yang harus ditelan dan terima, walaupun masih mentah

 

Dari awal aku sudah menjaga hati, bukan mengemis tapi aku ingin sedikit saja kamu pakai hati.

 

Aku tak sempurna, dan mungkin aku tak seperti yang kamu kira.

Aku bukan pengumbar kata, atau malah aku berniat membuyarkan asa.

 

Apa nilai tulusmu, coba aku ingin tahu.

Apa arti kesalmu, tolong hargai aku….

 

Kalau aku merindu, itu wajar karena aku menyayangmu

Wajar aku cemburu, karena aku ingin kamu untukku

 

Jujur, kamu ini mengapa.

Kamu ini siapa dan siapa mereka.

Terlalu miris kamu saat aku berusaha menepis, bahkan tak menjadi dilematis jika dari awal kamu tak menangis.

Kurang sabar, kurang sayang atau kurang pernyataan. Itu semua sudah sangat cukup.

Aku membela diriku sampai aku sampai aku harus kesakitan menahan diriku dihimpit cinta yang lain.

 

Sekarang pastinya, aku berkata

Lebih pada sebuah kata, terserah!

 

Sekarang kamu pilih siapa, kamu ikut siapa?

Siapa pedulimu siapa yang kamu mau?

 

Ya... sekali lagi. Itupun sudah aku berjanji.

 

Aku tak pernah memberikan kata ini sebelumnya ke kamu.

Namun selalu emosional dirasamu.

 

Kamu kamu begitu melulu.. mungkin semutpun akan malu

Malu sempat menjadi bagian hidupmu

 

 

Lebih pada sebuah kata, terserah!






Akhir-akhir ini aku harus menghela banyak nafas..
Nafas panjang untuk sedikit memberikan ruang bernafas di dadaku

Aku tak ingin mengeluh.. aku sadar aku bisa melewati sekian cerita dan drama ini
Kadang aku harus menelan ludah sendiri, sepertinya tak rela hatiku begini

Ini salah begitu juga yang itu tak mudah
Apa mungkin sudah sepantasnya ini yang harus ditelan dan terima, walaupun masih mentah

Dari awal aku sudah menjaga hati, bukan mengemis tapi aku ingin sedikit saja kamu pakai hati.

Aku tak sempurna, dan mungkin aku tak seperti yang kamu kira.
Aku bukan pengumbar kata, atau malah aku berniat membuyarkan asa.

Apa nilai tulusmu, coba aku ingin tahu.
Apa arti kesalmu, tolong hargai aku….

Kalau aku merindu, itu wajar karena aku menyayangmu
Wajar aku cemburu, karena aku ingin kamu untukku

Jujur, kamu ini mengapa.
Kamu ini siapa dan siapa mereka.
Terlalu miris kamu saat aku berusaha menepis, bahkan tak menjadi dilematis jika dari awal kamu tak menangis.
Kurang sabar, kurang sayang atau kurang pernyataan. Itu semua sudah sangat cukup.
Aku membela diriku sampai aku sampai aku harus kesakitan menahan diriku dihimpit cinta yang lain.

Sekarang pastinya, aku berkata
Lebih pada sebuah kata, terserah!

Sekarang kamu pilih siapa, kamu ikut siapa?
Siapa pedulimu siapa yang kamu mau?

Ya... sekali lagi. Itupun sudah aku berjanji.

Aku tak pernah memberikan kata ini sebelumnya ke kamu.
Namun selalu emosional dirasamu.

Kamu kamu begitu melulu.. mungkin semutpun akan malu
Malu sempat menjadi bagian hidupmu